CITA-CITA : A Theory of Happiness

 

Cita-Cita

Kalau membahas cita cita.. apasih yang terbayang dipikiran?
Pekerjaan, hidup kaya, bebas melakukan apa saja.

Namun, pernahkah terpikirkan apa definisi dari cita cita itu sendiri ?
Menurut KBBI , cita cita terbagi dua yaitu :
  1. 1) keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam pikiran
    contoh: 'ia berusaha mencapai cita-citanya untuk menjadi petani yang baik'
  2. 2) tujuan yang sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan)
    contoh: 'untuk mewujudkan cita-cita nasional kita, kepentingan pribadi harus dikesampingkan'

Dapat disimpulkan bahwa cita cita itu suatu keinginan yang menjadi tujuan hidup kita. Keinginan sesorang mau menjadi apa dan bagaimana pada usia dewasanya. Kebanyakan orang sekarang menempatkan istilah cita cita pada profesi atau pekerjaan atau karir tidak lain untuk mendapatkan rasa kesenangan/kebahagiaan. Makan dan minum terpenuhi, dapat membeli rumah dan peralatannya sendiri, membanggakan orang tua, sampai membantu orang yang kesusahan. Akan tetapi bukankah yang namanya tujuan hidup itu berada di akhir? Sedangkan di masa dewasa orang orang hanya memikirkan kesuksesan hidup yang sifatnya sementara.

Sekarang kita bahas eksistensi "tujuan hidup" itu sendiri. Tujuan berarti sasaran atau target akhir yang menyebabkan seseorang atau suatu hal berjalan untuk mendapatkannya. Sedangkan tujuan hidup berarti sesuatu yang ingin dicapai dengan menjalani kehidupan ini agar mendapatkan kebahagiaan. Disini banyak orang keliru menempatkan tujuan hidup pada pekerjaan, padahal usia dewasanya bukanlah akhir dari hidup. Jadi, dimanakah seharusnya cita cita ditempatkan?

Kemudian lanjut pada bagian lebih spesifik, tentang kebahagiaan. Kebahagiaan seseorang akan terpenuhi jika kebutuhan hidupnya terpenuhi. Saya menggunakan Teori Abraham Maslow, beliau merupakan psikolog dari Amerika yang mempelopori aliran psikologi humanistik, dan terkenal akan teorinya tentang hierarki kebutuhan manusia. Ia beranggapan bahwa kebutuhan kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi terlebih dahulu atau paling tidak cukup sebelum memenuhi kebutuhan di tingkat tinggi menjadi motivasi.

Teori kebutuhan maslow
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan paling dasar setiap individu adalah kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk hidup dengan fisiknya. Didukung dengan aktivitas makan, minum, tempat tinggal, waktu istirahat, oksigen untuk bernafas, dan lain lain yang mempengaruhi berlangsungnya hidup secara dekat. Mengapa kebutuhan ini berada di paling bawah? Karena saat seseorang kelaparan, ia akan termotivasi mencari makanan untuk dimakan, tidak peduli makanan itu bagaimana rasa dan tekturnya sebagaimana sekarang ini makanan menjadi gaya hidup orang mapan. Namun, bagi orang lapar, yang penting ia bisa makan. 

2. Kebutuhan Rasa Aman (Security Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya yaitu rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari daya daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, kerusuhan, dan bencana alam. Sama halnya dengan secara psikis yang mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stress, dll.

3. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki dan Kasih Sayang (Social Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan cinta dan kasih sayang. Bentuk pemenuhan kebutuhan ini berupa persahabatan, pernikahan dan keturunan, serta kedekatan keluarga. Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta, mampu mengajarkannya, menciptakannya, dan meramalkannya. Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.

4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)
Kemudian pada tingkat ke-empat, manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan berkarir yang nantinya akan memiliki penghargaan. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengnasi kebutuhan penghargaan yaitu lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang lebih rendah adalah menghormati orang lain, kebutuhan akan status, popularitas, pengakuan, kemuliaan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan yang lebih tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi menurut Abraham Maslow.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs)
Tingkatan terakhir adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimiliki. Kebutuhan ini tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.

Sehingga, untuk cita cita / keinginan manusia/ tujuan hidup yang sempurna harus memenuhi kelima syarat diatas agar mencapai kebahagiaan. Namun, jika kita berbicara cita cita sebagai profesi, apakah ada profesi yang memenuhi konsep tersebut? Jika kita menganalisa lebih lanjut tentang profesi profesi yang ditempatkan sebagai cita cita, rasanya ada yang kurang, karena yang namanya kesempurnaan hakikatnya tidak melekat pada diri manusia itu sendiri maupun di dunia yang fana ini.


Comments

Popular posts from this blog

New Normal : A Criticism

Hello World